Halo semuanya, gamer 90-an
pasti kenal ama game Final Fantasy IX, Seri ini adalah seri terakhir Final
Fantasy untuk game PS1/PSX. Akhirnya setelah 16 tahun Square Enix merilis seri
Final Fantasy terakhir Playstation 1 ini di PC menyusul Final Fantasy VII dan
Final Fantasy VIII yang juga dirilis untuk platform PC pada tahun 1998 dan
2000.
Memainkan
Final Fantasy IX tentu saja membawa
memori saya kembali ke masa-masa remaja
yang hilang dimakan waktu begitu saja. Walaupun keterbatasan waktu membuat saya
tidak berkesempatan untuk menyelesaikan game ini lagi, namun berbagai
elemen yang dihadirkan di awal permainan sudah cukup untuk menghidupkan masa
lalu kembali.
Game
ini memiliki alur cerita yang kompleks. Yaitu
mengisahkan seorang protagonis yang bernama Zidane Tribal harus
menculik seorang putri kerajaan Alexandria yang bernama Garnet Til Alexandros
XVII (Garnet). Menyamar sebagai kelompok
sirkus, Zidane dan teman-temannya memulai rencana untuk menculik Putri Garnet. Belum
jelas motif Zidane menculik Garnet. Namun penculikan Garnet oleh kelompok
berandal ini merupakan titik awal konflik FF IX.
Saya
merasa cerita FF IX sendiri berbeda dari semua seri FF. Seperti film kolosal, FF IX menghadirkan serangkaian
adegan perang yang intens dan begitu mengunggah dan music score yang melegenda.
Demikian juga di bagian karakter yang saya rasakan saat bermain sangat unik dan
berwarna. Karena Zidane si karakter utama sebenarnya juga bukan orang
baik-baik, berbeda dengan Squal (FF8 ) dan Cloud (FF7).
Selain itu ada Steiner yang ahli pedang dan
Salah satu pengawal kerajaan , Eiko dan Garnet yang bisa melakukan summon Guardian Force, Vivi yang memiliki skill BlackMage, Quina dengan skill BlueMage-nya, hingga Amarant ahli MartialArts dan Freiya
dengan skill Dragon Warrior yang begitu handal.
Namun dari semua saya merasa Vivi yang paling unik. Karena sampai sekarang saya
tidak tahu mukanya kaya apa? Hehehe. Terbaik lah dia pokoknya.
Gameplay menjadi elemen yang menarik banyak gamer untuk mencicipi FF IX, tidak
terkecuali saya.Baik
FF VII dan FF VIII sempat menghilangkan fitur armor untuk mengkustomisasi level karakter. Fitur khas FF dalam
pertarungan pun sempat absen di kedua seri FF futuristik sebelumnya. Nah, FF IX kembali menawarkan gameplay Final Fantasy klasik (era FF I-VI).
Dengan menghadirkan pertarungan dengan slot empat karakter dan fitur battle yang khas, FF IX mendapat banyak
pujian karena kembali konsisten mengaplikasikan sistem pertarungan FF rasa
klasik. Gameplay yang gampang dipahami namun tetap keren.
Game ini memakai sistem battle turn-based, jadi mengatur strategi jelas merupakan hal yang wajib dilakukan.
Urutan memilih serangan ditentukan berdasarkan bar Active Time Battle (ATB) yang ada di samping indikator
HP dan MP. Kecepatan ATB ini juga ditentukan oleh statistik karaktermu. Nah salah satu yang
menarik di game ini adalah adanya mode trance. Mode ini bakal terjadi kalau
garis bar / bar trance terisi penuh.
Cara mengisinya yaitu dengan cara membuat karaktermu
terkena damage. Walaupun kalau Zidane memasuki mode trance pasti membuat kita yag main
minimal tersenyum, karena mirip monyet telanjang.
Oke sekarang mengenai dunia dari Final Fantasy IX itu sendiri. Dunia di
game ini terdiri dari makhluk humanoid yang menyerupai hewan. Contohnya
adalah si Zidane. Setting di game ini adalah fantasi dengan bumbu steampunk di dalamnya, jadi jangan heran melihat
berbagai teknologi yang mirip dengan teknologi seperti dalam kisah fiksi dengan setting era kerajaan Inggris. Yang
jelas saya lupa di era apa.
Di sini pasti menemukan kota modern yang
dipenuhi dengan airship yang beterbangan seperti Lindbulm, kota yang
selalu diselimuti malam dengan kehidupan borju seperti Treno, atau desa yang sangat damai dan
pastinya bisa menjadi tempat pensiun yang sempurna seperti Dali. Melalui
penggambaran dunianya, Saya merasa game
ini memberikan kesan
terhadap jenis atmosfer yang menarik yang jarang ditemukan dalam satu game.
Banyaknya hal yang bisa dilakukan mulai dari bertarung melawan
monster, bermain mini game kartu yang keren, mengumpulkan
berbagai item, sampai membuka rahasia-rahasia lain
dalam cerita membuat dunia Final
Fantasy IX menjadi
dunia yang seru untuk dijelajahi.
Eh iya enaknya lagi di game ini bisa nge-save di jalan saat
melakukan misi, yaitu bertemu dengan para Mogs, dan tentu bisa membeli item
dari mereka juga, ibaratnya mereka buka lapak di situ ya, hehe..strategi
marketing yang baik. Jadi kalau kehabisan tidak usah repot membeli di item
shop.
Di tahun 2000-an awal , cutscene tidak
bisa disampaikan dengan halus dan keren layaknya yang bisa kita temukan di game modern zaman sekarang. Jadi
kalau ada adegan FMW bisa dianggap merupakah bonus dan hal yang dinanti-nanti.
Di zamannya, Final Fantasy IX bisa dibilang merupakan salah satu game dengan kualitas penyampaian cerita
paling epik. Saya jadi kangen masa-masa dulu awal-awal memainkannya.
Sampai-sampai saya dicariin sama emak saya sambal bawa sapu lidi di Rental PS.
Hehehe
Sebagai game yang lahir di tahun 2000, Final
Fantasy IX menurut saya salah satu game yang memiliki grafis paling bagus di
PS1. Game ini tidak terlihat terlalu kotak-kotak walaupun sudah 3D. Yyang
membuat grafis di Final Fantasy IX betul-betul spesial bukanlah dari
objek-objek 3D yang ada di game, melainkan pre-rendered background yang dimilikinya. Kualitas pre-rendered background di Final Fantasy IX dibuat dengan detail yang cukup menarik.
Dan tidak
lupa pula mengenai Music dari game ini yang bener-bener melegenda. Musiknya
dibuat oleh Nobuo Uematsu, salah satu composer legendaris asal Jepang yang
membuat musik-musik di FF IX luar biasa bagus dan memorable. Saking bagusnya Musik FF
IX mendapat beberapa penghargaan khusus
di Jepang. Bahkan, lagu tema FF IX--"Melodies of Life"--dinyanyikan
oleh penyanyi lawas Emiko Shiratori.
Bahkan beberapa set playlist musik FF IX sempat dibawakan dalam pertunjukan orkestra Addie MS yang dihelat pada tahun 2006 silam dalam konser yang bertajuk "Beginning of Fantasy". Dan ada satu lagu lagi yang sampai dicover dan dibuatkan lirik oleh Kate Covington. Hasilnya sangat luar biasa, dan hingga saat ini mungkin bisa dianggap sebagai salah satu cover OST Final Fantasy terbaik yang pernah ada.
Bahkan beberapa set playlist musik FF IX sempat dibawakan dalam pertunjukan orkestra Addie MS yang dihelat pada tahun 2006 silam dalam konser yang bertajuk "Beginning of Fantasy". Dan ada satu lagu lagi yang sampai dicover dan dibuatkan lirik oleh Kate Covington. Hasilnya sangat luar biasa, dan hingga saat ini mungkin bisa dianggap sebagai salah satu cover OST Final Fantasy terbaik yang pernah ada.
Lagu ini bercerita tentang sorang Beatrix,
seorang pengawal pribadi Queen Brahne. Ia digambarkan sebagai seorang
wanita yang cantik, jago pedang, namun harus mengorbankan perasaannya sendiri
demi menjalankan tugasnya.
Setidaknya saya bahagia waktu remaja bisa
memainkan game ini walaupun baru di tahun 2005 bisa memainkan. Tentunya music di
game ini mengobati rasa kangen saya sampai-sampai saya download dan selalu saya
putar di HP. Dan tentunya game ini akan saya mainkan kembali. Pasti.
Sumber :
Bener banget thor. Terbaiklah. Lebih suka cerita Garnet-Zidane Dr segi cerita juga gak seberat FF 7 yg merupakan seri terbaik.
ReplyDelete