Monday, January 16, 2017

10 Game PS1 Terbaik Sepanjang Masa Versi TopanMo

Awal tahun 2000 adala akhir dari masa keemasan PS1 dan dimulainya era PS2. Masa masa ingin memainkan game – game PS1 walaupun dengan grafik 3D awal awal yang masih jelek kualitsnya, namun lebih mengutamakan cerita dan gameplay yang keren mampu menutupi kelemahan game PS1 di jaman itu. 
      Di masa ini lah rental PS bermunculan dan banyak anak generasi 90-an termasuk saya menjadi gamer  yang masih menikmati masa – masa tersebut, saking senengnya main konsol ini, saya yang masih sekolah sampai rela tidak jajan di sekolah demi bisa main Resident Evil 2  dan beli Memory Card yang harganya di masa itu 50 ribu rupiah sudah lumayan mahal. 

       Dulu saya sampai digebukin pakai sapu oleh ibu  karena sering maen ke rental PS, sampai segitu pengorbanan kami anak 90-an agar bisa merasakan nikmatnya main di rental, hehehe. Banyak jenis game yang saya mainkan, mulai dari Petualangan, Horror, Sepakbola, RPG dan masih banyak lainnya. Namun akan saya ringkas menjadi 10 game yang sangat mengenang di hati saya sampai sekarang.

1.  Winning Eleven

   Kalau kalian  masih ingat dengan nama-nama pemain seperti : Miranda, Castolo,  Baroja, Burchet dan lain lain berarti Anda pernah memainkannya.Ini adalah game favorit hamper semua anak anak rental PS meskipu grafiknya masih kalah dari FIFA dan gameplay yang lebih kaku, entah kenapa WE lebih  laku di kalangan anak rental. Salah satu hal wajib kalau memakai tim brazil atau Real Madrid adalah Roberto Carlos selalu menjadi Striker, karena Speednya 19. Apalagi kombinasi one two dengan Ronaldo membuat siapapun yang memainkan jadi jarang kalah. Hal tersebut menjadi haram kalau dipakai di kompetisi game ini dulu.


2. Dragon Ball Final Bout 
  Game ini sebenarnya sangat seru, walaupun grafis masih polygon akan tetapi menjengkelkan karena untuk melakukan jurus jurus tertentu sangat rumit. Dan karena saking rumitnya jurus yang dilakukan membuat stik gampang rusak dan pemainnya menjadi emosian. HAHAHA. Satu hal yang musti diingat kalau ingin unlock semua karakter tanpa harus menamatkan, bawah atas kanan kiri (sampai bunyi) kemudian segitiga 5 kali, kotak 10 kali. 

 3. Dino Crisis 2
        Sebagai seorang yang memainkan Dino Crisis 1, saya sebenarnya enggan memainkan yang kedua, karena saya pikir gameplaynya masih sesusah yang pertama. Namun ternyata sangat jauh berbeda. Jauh lebih seru dan mengasyikan. Game ini lebih kental unsur action ketimbang survivalnya. Puzzle yang lebih simpel, variasi senjata yang lebih banyak, action melawan dinosaurus yang lebih dinamis dan seru.



                 Sebenarnya formula ini  pernah diterapkan Capcom di Resident Evil 6, namun kurang begitu disukai oleh para fans.  Hadirnya 2 karakter utama yaitu Dylan dan Regina membuat cerita menjadi lebih luas. Apalagi masing masing karakter memiliki persenjataan yang berbeda, sehingga memberikan pengalaman yang berbeda saat memainkannya.

          
        4. Resident Evil 2
     Sebenarnya game horror pertama yang saya mainkan adalah Resident Evil 3. Namun saat saya memberikan Resident Evil 2 memberikan kesan yang berbeda. Game ini ada 2 keping CD, masing – masing  CD menceritakan perjalanan masing – masing karakter yaitu Leon Kennedy dan Claire Redfield. Tiap karakter memiliki rute perjalanan yang berbeda satu sama yang lain walaupun plot cerita masih sama. 



    Yang menarik  adalah game ini menawarkan scenario cerita yang berbeda apabila berhasil menamatkan gamenya. Misalkan berhasil menamatkan Cerita Leon versi A,  bisa memainkan Cerita versi B, jadi kalau dihitung ada 4 skenario cerita yang bisa dimainkan. Menarik bukan??.


  5. Harvest Moon.
Gara gara game ini saya rela semalaman begadang. Bercocok tanam beternak ayam, sapi dam kambing dan mengejar asmara. Walaupun kata Ti Pat Kai “sejak dulu begitulah cinta deritanya tiada akhir”.  Saya main game ini berulang  ulang dan tidak pernah ada rasa bosan sama sekali. Nah yang menarik di game ini ada 5 gadis yang bisa dinikahi, tentunya dengan syarat kalian harus membuat  level hatinya berwarna merah. 

Gadis-gadis tersebut ialah Karen, Ann, Ellie, Popuri, Mary. Karen adalah  gadis metropolitan yang matre dan suka mabok kalau ketemu di bar. Ann si gadis tomboy yang tidak  pernah pakai gaun dan memiliki ayah yang insecure akan jodoh anaknya.  Popuri anak pemilik peternakan Poultri yang gampangan, Mary si anak introvert si kutu buku yang susah buat PDKT apalagi susah diajak hidup. Dan Ellie si perawat  yang lemah lembut dan penyayang anak anak. Meskipun yatim piatu, saya sarankan mendingan kejar yang ini saja. Pokoknya ga nyesel deh.



6. Final Fantasy VIII
Kalian yang suka karaoke tahu lagu Eyes on Me?. Nah lagu itu adalah original soundtrack FFVIII. Sebelum FFVII, game ini adalah game JRPG pertama yang saya mainkan. Yang saya suka dari game ini , elemen romansa antara Squall dan Rinoa begitu kental, dan memang penokohan ceritanya anak muda banget dan fashionable. 


     Bahkan gara gara game ini saya sampai merelakan uang jajan saya untuk bisa membeli walktrough FFVIII yang lumayan mahal di jaman itu. Layaknya game RPG umumnya, game ini kalau dimainkan membutuhkan waktu berjam jam dan membutuhkan konsentrasi penuh agar bisa memahami ceritanya. Untuk review lengkapnya silakan  baca di sini.




7.  Final Fantasy IX
              Game ini dirilis di tahun 2000 Square Enix telah melahirkan salah satu game yang melegenda sampai sampai sekarang. Seri FFIX ini secara arti memang “impian terakhir”, menandakan bahwa game ini adalah rilisan terakhir Squaresoft (sekarang Square Enix) untuk konsol PS1. Game ini secara gameplay lumayan mudah, mudah untuk dikuasai apalagi grinding level lumayan cepat asal potion banyak.

                   Dan jangan lupa  , menyenangkan. FFIX memang benar seperti masuk ke dunia yang benar benar fantasy, bukan DUFAN. Dunia yang didesain dengan banyak unsur stampunk dan seperti bersetting di Britania Raya jaman pertengahan.  Selain itu di dunia ini terdiri dari manusia dan makhluk humanoid  yang memperkuat fantasy di game ini. Untuk review komplit kalian bisa baca di sini.   



          
              8. Final Fantasy VII  
         Hampir semua anak 90-an pasti merekomendasikan game ini saat buat main game RPG  untuk pertama kali. Menurut saya, kalau tidak ada game ini di tahun 1997, mungkin pamor konsol Playstation tidak sebagus itu. Bisa jadi game ini temanya melebihi jamannya. FFVII  tidak seperti game RPG lainnya yang menceritakan perjuangan melawan penjahat atau tirani, tetapi game RPG ini lebih menceritakan tentang Global Warming.



                Menceritakan tentang dunia yang disebut Gaia, cerita berpusat kepada karakter utama bernama Cloud Strife dengan kelompok pecinta lingkungan bernama Avalanche yang menyerang kota Midgar karena menggunakan energy bernama Lifestream sebagai bahan bakar. Dari hal tersebut menjai awal mula perjuangan Cloud mengatasi masalah  di Gaia. Dan di sinilah awal mula kisah romansa antara Cloud dan Tifa. Final Fantasy VII telah diremake untuk versi PS4 dengan grafis yang lebih baik dan realistis tentunya.  Saya sungguh tidak sabar ingin memainkannya.  


       9.  Suikoden 2            
    Satu kata untuk game ini. Masterpiece. Walaupun Grafis masih 2D, popularitas game ini bersaing ketat dengan Final Fantasy VII. Saya berharap sih game ini juga diremake , entah kapan semoga tidak terlalu tua untuk memainkannya. Musik Soundtracknya sungguh mengena di hati saya, coba dengarkan Reminiscence.


      Dari semua RPG yang ada di PS1, mungkin Suikoden 2 yang berasa sekali kepahlawannya, karakter memorable, konflik yang mendalam, mini gamenya, apalagi karakter yang bisa dikumpulkan sebanyak 108(110 kalau bisa meload save-an dari Suikoden 1, ada karakter yang muncul). Karena game ini saya rela main berhari hari dan membuang duit hanya untuk mencetak walktrough merekrut 108 karakter semata. Buat yang belum main , cobalah main, kalian tidak akan menyesal. Untuk ulasan lengkapnya silakan baca laman ini.  


10. Metal Gear Solid
      "What's wrong? Snake? snakeeeeeeee???" . Udahlah ga perlu diterangkan lebih detil kalian pasti tahu game ini.  Game ini dirancang oleh Hideo Kojima, game yang sangat Out Of The Box di jamannya. Di saat game Developer game lain yang masih terpaku dengan tema yang hamper sama, yaitu RPG, Kojima memunculkan topik game yang berbeda , yaitu espionase dan Stealth. Kalian bakal memainkan Solid Snake, seorang agen pemerintah yang harus menyusup ke dalam pabrik sejata nuklir untuk menggagalkan rencana teroris Foxhound.

           Untuk menghentikan terror tersebut, Snake harus menyelamatkan 2 orang sandera, yaitu Kepala DARPA dan Kepala Produsen senjata nuklir.  Game ini memiliki kesulitan lumayan tinggi jadi musti sabar banget supaya tidak ketahuan oleh pasukan musuh. Dan jangan lupa kalian bakalan bertemu Psychomantis yang bisa membaca isi pikiran kalian, eh isi Memory Card maksudnya, hehehe. Saya tidak mau banyak spoiler, jadi mainkan saja deh seru banget kok.
   


So, game klasik PS1 mana yang bakal kalian mainkan lagi??







Saturday, January 14, 2017

Review Final Fantasy XV




Kalau ada satu kalimat dari saya untuk Square Enix tentang game ini, "Kurang ajar kau Square Enix !!". Setelah menunggu 10 tahunan lebih, akhirnya game ini rilis juga di akhir tahun 2016 untuk versi konsol PS4. Game ini awalnya bakal rilis di PS3 tahun 2006 yang digembor-gemborkan sebagai "Fantasy based on Reality".  Dulu nama game ini adalah Final Fantasy Versus XIII. Ditunggu tunggu tapi tidak kunjung rilis , eh malah yg dirilis judul trilogy Final Fantasy XIII. FFXIII: XIII, XIII-2, dan Lightning Returns. Ibaratnya nih, ada temen yang katanya batal nikah ama pacarnya, eh tiba tiba dia nikah ama 3 cewek lain sekaligus!!. 

Setelah diumumkan di E3 2013 atau 7 tahun kemudian bahwa game ini bakal berubah judulnya dari Final Fantasy XIII Versus menjadi Final Fantasy XV, dan akhirnya di akhir 2016 game ini rilis pula. Alhamdulillah akhirnya game ini jadi lahir ya, semoga berguna bagi nusa dan bangsa. Setelah saya keluarin duit 300 ribu buat rental ps4 sekaligus kasetnya, dengan ini saya nyatakan bahwa game ini sangat worth it buat dimainin.

Kalau kalian menganggap selama 10 tahun pengerjaan game ini  membuat FF XV sebagai game yang tidak terlalu sempurna , kalian tidak sendirian. Walaupun sudah di PHP selama itu, game ini tidak sesempurna itu kok, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan dan produsen rokok semata.



Final Fantasy XV adalah game dengan grafis yang menawan , gameplay yang kaya, battle system yang dinamis dan adiktif, namun ceritanya  tidak jelek sih namun tidak spesial juga, terasa hambar, banyak plot hole dan bahkan ada karakter yang dibuang.

Lalu apa yang mnganggap game FF XV ini bagus?? Tidak lain dan tidak bukan adalah karakterisasi dari 4 tokoh utama game ini. Si Noctis sang pangeran yang kere mendadak. Si Ignis sang asisten serba bisa, si Prompto raja foto keliling sama yang terakhir , Gladious, sang mas mas galak yang biasanya punya adik perempuan cakep dan imut walaupun skillnya ga jelas. Dan karakter - karakter lain yang tidak bisa disebutkan namanya karena banyak sekali.


Saya sangat menikmati battle system yang disajikan di game ini. Walaupun kadang merasa pusing pada saat bertarung  kamera seperti  berpindah – pindah sudutnya dengan cepat. Battle systemnya saya rasa makin oke karena di game ini seperti penyempurnaan gameplay Final Fantasy XII dan Kingdom Hearts. Apalagi saat noctis memakai sepecial attack, yaitu warp strike, semakin jauh  kuda kuda dilakukan semakin besar damagenya, pokoknya bisa pindah pindah tempat secepat hokage ke 4 memakai Hiraishin no justsu itu aduhai sekali. Sedangkan special attack Gladious seperti nebang pohon dan Prompto yang mau nembak dan setelahnya  musti kebanyakan gaya.


Ngomongin karakter wanita, pasti kita tertuju ke lunafreya nox fleuret sang oracle,  kalau saya kurang suka sih, saya masih suka Stella nox fleuret, kalau luna terkesan wanita anggun lemah lembut dan mempesona , entah kenapa saya melihat Stella seperti memiliki semua yang ada dalam diri Luna plus lebih seksi dan semok dan  kemampuan adu pedangnya yang  mirip seperti noctis.  Kurang ajar kau tabata karena menghapusnya. Selain itu ada Aranea Highwind boss seksi yang musti dikalahkan walaupun membuat saya nafsu saat memainkannya. Dan yang terakhir si kalem toge Gentiana,  non-playable character yang menjadi asisten pribadi sang oracle Lunafreya, yang kadang kadang bisa ngilang.

Sistem magic di game ini mirip seperti di FF VIII, yaitu bisa melakukan drawing elemen magic di draw point tertentu baru kemudian magic itu bisa digunakan. Elemen tersebut dibagi menjadi tiga elemen yaitu Fire, Ice, dan Lightning. Elemen elemen tersebut bisa dikombinasikan lagi dengen beberapa item atau elemen tertentu agar bisa menghasilkan magic tertentu pula. Misal magic fire bisa ditingkatkan menjadi fira atau ke level tertinggi yaitu firaga, demikian pula pada eleme lightning, daru Thunder ke Thundara  dan sampai ke Thundaga .



Dan bahkan sampai bisa melakukan unicast, dan bisa pula ke dualcast/tri/quad/quintcast. Unicast bisa dilakukan asal 1 elemen dan bertingkat, misal  yg pertama dikeluarkan fire, kemudian fira dan yang terakhir dikeluarkan adalah Firaga. Sedangkan untuk melakukan dualcast dan sebagainya musti memerlukan beberapa item khusus.  Jadi hasilnya bisa mengeluarkan 2 atau lebi magic yang berbeda dan dalam waktu yang sama. Dan masih banyak cast cast yang lain yang kalau dijelaskan butuh waktu lama untuk menjelaskannya. Yang jelas mendapatkan item yang dibutuhkan tidak terlalu mudah yang membuat magic ini special.

Sedankan untuk penggunaan summon di game ini berbeda sekali ketimbang versi final fantasy yang lain. Summon hanya boleh dilakukan oleh keturunan raja saja atau si pemegang cincin lucii. Berbeda dengan seri sebelum sebelumnya kalau memanggil Summon seperti memanggil preman, yang damagenya kadang tidak lebih besar dari attack si pe- summonnya. Kalau begitu yang pantas dianggap Summon siapa coba?? Hehehe. Di ffxv teras special karena summon dianggap astral/mahkluk berbahaya yang kekuatannya ga boleh digunakan secara sembarangan. Munculnya lumayan jarang sih, tetapi sekali muncul aduh kerennya minta ampun.


Terima kasih untuk Yoko Shimamura karena karya musiknya di game ini menghadirkan suasana yang berbeda, megah dan indah dari game FF yang sebelum sebelumnya.  3 lag fav saya di game ini adalah yang pertama pasti somnus,  bisa saya masukkan ke dalam playlist lagu favorit FF sepanjang masa, kemudian ada Apocalypse Noctis sebagai lagu yang menggugah semangat saat battle lawan siapapun dan yang terakhir adalah Fight Fantastica, lagu yang begitu syahdu sebagai pembuka noctis dan kawan kawan memulai petualangannya terutama saat di altissia. Walaupun ada bagian tertentu yang lagunya lebih keras suaranya ketimbang dialog itu sendiri. Oh ya bagi kalian yang ingin mendengarkan lagu - lagu soundtracknya bisa ditonton konser FFXV di Abbey Road Studios, silakan.



Dan saat melawan bos terakhir, saya takjub lihat perubahan noctis, yang awalnya mukanya kaya andika dengan rambut sasuke berubah jadi Stephen Chow brewokan. Apalagi pas lawan Daemon altlet parkour itu loh, selesainya cepet banget dan ya biasa aja sih lawannya, tidak ada feeling puas setelah mengalahkannya.
Sekian ya reviewnya, dan terima kasih.






Wednesday, January 11, 2017

Nostalgia Resident Evil 4



Resident Evil 4  ( RE 4) adalah game konsol yang diproduksi oleh Capcom di tahun 2005. Yang sebenarnya dirilis untuk Nintendo Wii. Namun karena banyaknya fans fanatik game ini yang menginginkan untuk dirilis di PlayStation 2, akhirnya di tahun itu pula game ini dirilis di konsol tersebut pula. Bahkan sekarang dirilis pula versi PS3 dan PC dengan grafik yang lebih diperhalus tentunya. Khusus untuk versi PC, kalian bisa beli di Steam dengan harga sekitar 200 ribuan rupiah, ya kalau memang masih ga ada ya cari bajakannya lah..hehe.

Dulu seingat saya, game ini salah satu game favorit yang dimainkan di Rental PS. Bahkan sampai ngantri pengen main game ini karena dulu kaset / DVD nya memang terbatas. Bahkan sampai ada paket 3 atau 6 jam khusus  untuk main game ini. Hahaha.


RE4 masih memakai unsur horror di dalamnya, namun dengan ditambahkan sedikit bumbu action menjadikan game ini menjadi lebih seru dari game RE sebelumnya. Tokoh utama game ini adalah Leon S. Kennedy, salah satu anggota S.T.A.R.S   yang ditugaskan oleh Presiden USA untuk menyelamatkan putrinya, Ashley Graham yang diculik oleh semacam kelompok aliran sesat yang namanya Los Illuminados.

 Yang unik , penduduk desa tempat kelompok tersebut , ganas seperti zombie, saat melihat Leon, bawannya seperti mau gebukin maling ayam. Perlu diketahui bahwa mereka bisa seperti itu karena disuntik virus Las Plagas. Walaupun demikian penduduk tersebut masih bisa saling berkomunikasi dan menuruti perintah dari sang Kepala Desa Pueblo yang bernama Mendez.
  
Saat Bermain nantinya Leon bakal bertemu banyak karakter, misalnya si Luis Sera yang ternyata peneliti dan pengembang virus Las Plagas, Ada Wong si anak buah Wesker, Ramon Salazar si penguasa kastil nan mini, Krauser  sang teman yang berkhianat dan ga pake baju pas berantem, serta yang terakhir  tidak lain dan tidak bukan adalah Lord Sadler, dalang dibalik penculikan si Ashley yang tongkatnya mirip cotton bud dikasih cacing.



Sebenarnya enak ga enak ada mode Co-op di game ini. Enaknya adalah Ashley bisa menjelajahi tempat atau ruangan  yang  tidak bisa dijangkau oleh Leon  agar bisa mengambil item – item tertentu. Ga enaknya mode Co-op  saat ada musuh tiba tiba Ashley diculik dan dibawa lumayan merepotkan dan menegangkan.  Jangan terlalu jauh dari Ashley supaya masih bisa diawasi.


Untuk gameplay di game ini  saya merasa lebih simple dalam memainkannya dan sangat terasa actionnya. Karena kalau di game sebelumnya saat berhadapan dengan Zombie dan monster  hanya bisa menembak atau menghindar saja, untuk RE4 selain bisa kedua hal tersebut, bisa juga melakukan tendangan dan tentunya bantingan ( percayalah bagian membanting ini sangat mengasyikkan dan menghemat peluru, hehehe ). Cuma yang menjadi kekurangan dari Leon ini kurang bisa berlari lebih cepat, rasakan sendiri deh, apalagi  pas lawan Bos , aduuh bikin gregetan.

Hal yang baru dimunculkan di game ini adalah selain system yang lebih ke action, jadi bisa bertarung secara fisik, ada yang jualan di game ini alias si Merchant. Menurut saya dia jauh lebih berguna dibawa ketimbang si Ashley, hehe. Lumayan sekali bisa beli senjata baru, upgrade senjata yang dimiliki, bahkan kita bisa jual  item item langka ke dia, hasilnya buat nambah nambah uang Leon selama perjalanan.



Tips selama bermain game ini, jangan lupa untuk upgrade senjata tertentu agar Damage yang dihasilkan bisa lebih tinggi dan kemampuan reload yang lebih cepat dan jangan lupa kapasitas peluru yang lebih banyak.  Oh ya, jangan lupa beli rompi/vest supaya bisa mengurangi damage saat diserang musuh supaya tidak membuang banyak herb atau First Aid Spray.

Menurut saya RE4 masih lebih baik ketimbang  RE5 dan RE6. Di RE5 yang ada hanya action tanpa feel horror sama sekali, sedangkan RE6 lebih baik sedikit dari RE5. Hanya di RE4 ini kombinasi Horror dan Action dan kejutan kejutan yang ditampilkan  masih seimbang komposisinya.  ITU.




  



Tuesday, January 10, 2017

Game PS4 yang diantisipasi di 2017

Halo semuanya!. Sekarang sudah 2017. Di tahun ini banyak sekali game – game yang bakal dirilis di PS4  yang tampaknya bakal keren keren.  Seperti, The Last of Us 2, Resident Evil 7, God of War, dan lain – lain. Sebagai konsol level AAA , Game yang dirilis di tahun ini kayaknya bakal ada yang memakai  PlayStation VR, sebagai tambahan pengalaman yang baru dalam bermain game agar lebih mendekati kondisi yang sebenarnya. Berikut adalah game game yang bakal dirilis, entah awal tahun , pertengahan maupun akhir tahun.

1. GOD OF WAR
    Developer : Sony Santa Monica

Kratos adalah idola bagi haters para Dewa. Bisa dibilang Kratos adalah Sun Go Kong versi Yunani. Hehehe. Setelah di versi sebelumnya seluruh dewa dewi di Yunani sudah di habisi, di versi ini akan mengambil cerita baru , yaitu bakal berhadapan dengan Norse Panthenon alias semua Dewa Dewi Nordik seperi , Odin, Thor, Loki, dan lain lain.  Game ini bukanlah Reboot, melainkan sekuel dari game sebeumnya.

Di Game ini Kratos terlihat lebih manusiawi, karena Nampak lebih tua dan berjenggot, nampaknya sudah bertobat dan sepertinya menjadi mujahidin, hahaha. Dan jangan lupa sekarang Kratos punya anak. Dengan grafik PS4 nampaknya kebrutalan Kratos anaknya dalam menghajar para musuh musuhnya bakal terilihat  realistis dan berdarah. Silakan ditonton dan ditunggu seperti apa kebrutalannya.


2.  RESIDENT EVIL 7 : BIOHAZARD
    Developer : Capcom

Resident Evil 7  ini mirip Silent Hill dan Outlast, saya memainkan demonya lebih kerasa Horror versi hantu ketimbang Horror versi Zombie. Selain itu di RE 7 memakai system permainan FPS apalagi ditambah memakai PlayStation VR membuat suasana horror menjadi lebih mencekam dan lebih seru.
 Walaupun Capcom bilang bahwa demo ini TIDAK BERHUBUNGAN sama sekali dengan game utamanya nanti. Capcom menerangkan bahwa kira kira sensasi memainkan gamenya bakal seperti itu atmosfernya.


Karater RE7 bukanlah special seperti Jill Valentine atau Leon Kennedy, kali ini kalian bakal memainkan orang biasa , diharapkan orang biasa ini akan menimbulkan atmosfer horror seperti game RE dulu. Saat awal memainkan, kita akan melihat seorang  pria misterius yang berusaha kabur  dari rumah angker yang begitu gelap.
Namun perjalanan untuk kabur dari sana  tidak mudah. Terlepas dari beragam usaha yang dilakukan, Anda tetap akan “ditangkap” oleh seorang karakter antagonis yang saat ini mendapatkan julukan sebagai “Family Man” di keluarga yang disebut Baker Family. 

Dan Capcom menerangkan bahwa karakter ini bukan karakter final, ada kemungkinan bakal bertemu karakter dari versi sebelumnya, semoga saja. Jadi tunggu saja tanggal 24 Januari besok seperti apa.



3.THE LAST OF US 2
    DEVELOPER : NAUGHTY DOG


    Kalau ada  game yang bisa menjadi Series Horror selain The Walking Dead, The Last of Us adalah jawabannya. Ini adalah sekuel dari game The Last of Us, bikinan Naughty Dogs adalah jaminan kualitasnya, karena mereka pernah membikin game Uncharted 4.The Last of Us memberikan pengalaman bermain game Horror melawan zombie jamuran di dunia Post – Apocalypse.
Apa sih yang menarik dari game ini?? Game pertama memberikan kesan emosional saat berpetualang dengan resources terbatas, dan musti berhitung setia peluru yang ditembakkan ke para zombie jamuran dan para gangster FireFly. Trailer The Last of Us 2  memperlihatkan sosok Ellie yang lebih dewasa , menatap dengan mata yang lebih tajam dan memiliki masalah di tangan kanan karena terlihat sedikit bermasalah saat bermain gitar.  Dan apa yang dikatakan oleh Ellie, bahwa dia bakal membunuh mereka semua sampai habis. Siapa sih yang mau dia bunuh dana apa sebabnya ?? Kalian musti menunggu untuk menemukannya.



4. FINAL FANTASY 7 REMAKE
    DEVELOVER : SQUARE ENIX


Saya masih inget gimana rasanya pas Aerith ditusuk sama Sepiroth. Pedih mas. Siap-siap ya buat merasakan hal itu lagi dengan grafik yang bagus dan realistis. Setelah berbagai macam rumor, desas desus dan fan teori di beberapa forum, akhirnya Square Enix merilis remake game ini di konferensi pers E3 di tahun 2015, dan di youtube video reactionnya sangat heboh, bahkan sampai ada yang menangis, entah bahagia atau terharu.

Dari trailer  terlihat jelas gameplaynya lebih berat ke action (seperti Final Fantasy XV) , bakal dibagi ke beberapa part, jadi mirip per CD kalau di PSX.  Yang jelas saya kangan dengan para karakter dari game ini. Cloud yang mukanya tidak jelas seperti orang eropa atau asia. Barret yang berotot  seperti Mike Tyson, dan Tifa yang semok seperti gadis KPOP. Ah saya jadi ga sabar memainkannya.



5. DEATH STRANDING.
    DEVELOPER : KOJIMA PRODUCTIONS


 Apabila Hideo Kojima dan Norman Reedus, apa hasil dari kolaborasi mereka ? Sebuah game abstrak, ambigu dan lumayan menjanjikan dari segi tema. Dari trailer perdana diperlihatkan bahwa Norman tampil telanjang di tepi pantai sedang mengenakan borgol di tangannya dan kemudian sambil menggendong bayi, dan tiba tiba bayi itu hilang seketika. Hal yang aneh lainnya adalah tiba – tiba ada sosok mirip alien terbang menjauh dari Norman. Dan trailer berakhir saat Norman melihatnya dari kejauhan.


Sedangkan di trailer kedua  ternyata Kojima bekerja sama dengan Mad Mikelsen, (pemeran Kaecilius di film Doctor Strange) dan Guilerme Del Toro (belum dikofirmasikan bakal berkolaborasi  di proyek ini atau tidak). Di Trailer kedua Mad Mikelsen tampil dengan mengendalikan beberapa tentara lewat kabel yang  tertempel di alat yang ada di perutnya, sedangkan Guilerme Del Toro terlihat  panic membawa tabung berisi bayi sambal kabur menyelamatkan diri ke bawah jembatan. Tampaknya Game ini adalah game aksi, namun dengan hal baru, layaknya Metal Gear Solid yang lebih banyak Stealth, Kojima ingin membuatnya lebih berbeda.


Itu tadi beberapa game yang digadang gadang bakal meledak di tahun 2017, tentukan pilihanmu.


Monday, January 2, 2017

Assasins Creed Rogue | Pengantar Ke Seri Selanjutnya

Hampir di semua seri dan franchise Assasins Creed, selalu bercerita mengenai Permusuhan antara Assasins yang menginginkan kebebasan versus Templar yang menginginkan kekuasaan. Di setiap gamenya selalu digambarkan bahwa Assasin adalah pihak yang baik sementara Templar pihak yang jahat. Apakah memang seperti itu kisah sebenarnya??.


Cormac, Templar mantan Assasin
Patrick Shay Cormac, seorang assasin yang musti tunduk kepada Masternya. Namun akhirnya harus berpaling dari Creed yang dia bela karena suatu hal yang percayai selama ini ternyata tidak 100 persen baik. Adalah Achiless Davenport, seorang Master Assasin yang melihat potensi yang ada di dalam diri Shay agar menjadi Assasin yang lebih hebat.


Namun Semua berubah saat Shay ditugaskan ke kota Lisbon, Portugal untuk mengambil sebuah artefak kuno yang terletak di  bawah salah satu Gereja, dan apa hasilnya ?? kota Lisbon diguncang gempa bumi sampai kota tersebut hancur. Kalau kata orang jawa, pusaka atau  artefak yang ada di dalam bumi tersebut seperti paku bumi yang mencegah bencana terjadi.

Ya walaupun Achilees mengatakan ke Shay bahwa artefak tersebut memiliki kekuatan yang luar biasa dan berbahaya, dia tidak memperhitungkan efek yang muncul akibat artefak tersebut diambil. Karena hal itulah Shay marah ke Achilees, dan akhirnya memilih untuk membela Templar yang ternyata di mata dia tidak sejahat yang dikira selama ini.



Dan resikonya Shay akan diburu oleh teman-temannya di Creed-nya dahulu, mulai dari Adewale (pertama muncul  di AC :Black Flag ), Liam, Hope, dan tentu saja Achilees. Sedikit spoiler saja , game ini sebagai spin off berperan baik dalam menjembatani cerita Revolusi Amerika (yaitu AC 3) sampai ke AC 4 : Black Flag.



Akhir untuk awal yang baru
Dan bahkan ending game ini pula yang menjadi pengantar ke game terbaru Ubisoft yaitu Assasins Creed Unity. Tidak hanya menghubungkan dari segi cerita, tetapi menghubungkan secara geografis. Kalau Assasins Creed Black Flag bercerita di wilayah karibia, sementara untuk Assasins Creed 3 bercerita di wilayah Amerika utara, game ini melengkapi petualangan tersebut.



Dimana perjalanan tersebut dimulai dari Sungai Appachia (jalur selatan) sampai Lautan Atlantik yang dingin. Saran saya, lebih baik main dari AC 3 kemudian Black Flag , kemudian baru AC Rogue, dan terakhir di AC Unity.

Yang saya sukai dari game ini adalah interaksi karakter  dari game – game AC lainnya, selain Adewale yang saya sebutkan tadi , Shay juga bakal bertemu oleh Haytam Kenway dari AC 3 di salah satu misi yang dijalani. Pada Ending AC Rogue Shay bakal bertemu pula dengan salah satu karakter utama AC Unity yaitu Arno Dorian sewaktu masih kecil, Kalian yang memainkan akan bertemu dengannya di dekat ruang di gedung utama kerajaan.


Game yang tidak terlalu dianggap
Sebagai game yang sebenarnya “tidak terlalu dianggap” oleh Ubisoft, AC Rogue menurut saya copy paste dari Black Flag hanya beda lokasi saja. Kenapa ga terlalu dianggap?? Ada beberapa alasan. Yang pertama, engine yang dipakai di game ini adalah engine terakhir sebelum berganti engine yang baru di AC Unity. Terkesan game ini hanya dipakai layaknya makanan pembuka sebelum menikmati makanan utama.


 Alasan kedua, Game ini minim inovasi, feel yang dirasakan saat bermain di lautan seperti AC Black Flag, namun saat berada di daratan berasa seperti AC 3. Walaupun demikian , game ini walaupun tidak  berjalan mulus 100 persen di konsol PS3 dan Xbox, memberikan performa yang baik dan hanya sedikit glitch dan bug yang muncul.


Alasan ketiga adalah loading game ini yang lumayan lama saat berpindah ke satu area ke area lain. Bisa dimaklumi karena Engine dari teknologi lama, selain itu ada hubungannya dengan besarnya area dan varasi lingkungan yang ada di game ini lumayan banyak, entah itu di darat dan laut. Meskipun demikian ada keterbatasan dalam grafis misalnya beberapa objek kurang mendetil dan ada bayangan dari benda yang kabur.

Pertempuran di laut
Untuk urusan Gameplay, naval battle sudah sangat familiar buat kalian yang sudah memainkan Ac Black Flag. Tidak ada banyak perubahan berarti. Di sini Shay dan kawan –kawan akan menyebrangi lautan yang luas dengan menaiki kapal yang bernama Morrigan ataupun Jackdaw.


Apabila menjelajahi lautan Artik, kalian  bakal menemui banyak gunung es,  apabila sedang berhadapan dengan musuh , saran saya tabrak saya gunung es tersebut, sebab gelombang yang dihasilkan dari gunung tersebut bakal memberikan damage ke kapal musuh. Lumayan bukan??. Selain itu pada saat berlayar kita bisa mendapatkan beberapa item khusus apabila berburu paus, dan bisa mendapatkan item dan uang bila berhasil membunuh semua personel kapal yang kita rampok.


Memburu Para  Assasin
Namun untuk aksi  yang dilakukan Assasin, menurut saya gameplaynya beberapa hal lebih menonjol ketimbang Unity. Di sini, Shay bisa memanipulasi musuh yang hendak dibunuh, misalnya memancing perhatian dengan siulan dan kemudian disergap untuk dibunuh, suatu cara yang keren bukan??.  Sayangnya hal ini dihapuskan di AC Unity, tidak ada alasan pasti kenapa.



Namun , setelah Shay menjadi Templar, saya sungguh menikmati gameplaynya apalagi saat dikejar kejar oleh para Assasin yang melakukan aksi Stealth. Di beberapa hal, Stealh yang dilakukan Assasin berapa jauh lebih keren dilakukan oleh AI, karena melakukan taktik mengalihkan perhatian, misal sedang mengejar suatu ketua  Assasin (baju coklat dan orange) di daerah rerumputan, tiba tiba anak buahnya muncul dari semak-semak menyergap Shay begitu saja, entah damage yang dihasilkan bisa membuat Health menjadi kritis atau bisa langsung mati.


Namun jangan khawatir, karena kita bisa mendeteksi para Assasins yang bersembunyi tadi, Ubisoft memberikan beberapa petunjuk saat memburu mereka, yaitu bila semakin dekat dengan Assasins bakal muncul suara bisikan bisikan tertentu, semakin dekat semakin kencang bisikan tersebut. Selain itu bisa memakai Eagle Vision akan muncul indicator berupa lingkaran.



 Apabila posisi  kita semakin dekat dengan mereka, maka lingkaran tersebut akan semakin penuh, atau bahkan bisa penuh dan berwarna merah bila posisi mereka sangat – sangat dekat. Atau Saat memakai Eagle Vision, saat mereka bersembunyi , badan mereka berwarna kuning keemasan , bukan merah seperti biasanya. Kalau tidak sabaran, bakalan membuat emosi berhadapan dengan mereka. Hehehe.

Shay Cormac Sang Master Templar

Hal lain yang ada di game ini adalah saat Shay sudah menjadi Templar, dia bakal diberikan kekuasaan untuk menjalankan kota. Kini ada banyak fitur menarik agar membuat kita semakin betah main game ini. Resource yang didapatkan saat berlayar selain dapat digunakan untuk mengupgrade Morrign agar lebih kuat.


Bisa digunakan pula agar bangunan yang dimiliki supaya menjadi lebih besar dan lebih baik, agar membantu meningkatkan taraf hidup Shay dalam hal finansial. Jadi semakin banyak berinvestasi, semakin baik pula uang yang dihasilkan. Sehingga musti lebih rajin dalam mengumpulkan Resource.



Kesimpulannya, Walaupun promosi yang tidak segila AC Unity dan tidak banyak perubahan berarti , AC Rogue sebagai “game yang tidak terlalu dianggap” oleh Ubisoft mampu memberikan kejutan dan kesan yang baik. Perubahan sikap Shay yang tadinya membela Assasin dan membelot ke Templar adalah tema yang menarik dan berbeda ketimbang Franchise Assasins Creed lainnya. Menurut saya Game AC Rogue adalah perpisahan terbaik yang diberikan oleh Ubisoft untuk konsol PS3 dan XBOX 360 sebelum akhirnya beralih ke PS4.



Saturday, November 26, 2016

Nostalgia Resident Evil 3 | Nemesis

Halo semuanya, setelah sekian lama saya tidak menulis karena kebuntuan, akhirnya nulis lagi. Kali ini saya ingin membahas salah satu game horror jaman PS1 masih berjaya yaitu Resident Evil 3 Nemesis.



Resident Evil 3 Nemesis, kalau di Jepang dikenal dengan nama Bio Hazard 3 : The Last Escape adalah game keluaran versi ke 3 dari Capcom  yang dirilis untuk konsol Play Station / PS1 di tahun 1999. Walaupun saya baru memainkan di tahun 2006. Hehehe lama sekali ya. Game ini masih memakai engine yang sama dengan Resident Evil 2 ( RE 2) dengan memakai fixed camera angles.



Game ini mengambil tempat dan jalan cerita sebelum dan sesudah RE 2. Resident Evil 3 menceritakan tentang seorang polisi wanita ( eks member STARS) bernama Jill Valentine yang terjebak di Racoon City harus berjuang melawan para Zombie dan sebuah Bio Organic Weapon ( BOW ) yang bernama Nemesis. 

Nemesis diciptakan untuk memburu dan membunuh para anggota STARS yang masih hidup supaya aib yang dibuat oleh Umbrella Corp agar mereka tidak disalahkan atas keterlibatan mereka atas kehancuran kota yang satu ini.



Di perjalanannya, Jill akan bertemu banyak hal, mulai dari bertemu Carlos Oliviera, yang bakal menjadi sidekicknya di perjalanan nanti, karena Jill akan terinfeksi virus, dan si Carlos bakalan kita mainkan sebentar untuk misi membawa serum karena Jill terinfeksi  T-Virus. Perjuangan mereka untuk bisa keluar dari Racoon City memang tidak mudah.

Karena saat berjuang agar bisa kabur lewat Helikopter, ternyata Nemesis selalu menjadi batu sandungan. Selain karena Helikopter dihancurkan oleh Nemesis memakai RPG,  Nemesis bukan lawan yang mudah dikalahkan. Saya mencoba memainkan lagi, dan sensasi saat bertemu dengan Nemesis masih sama seperti saat memainkan game ini pertama, sama – sama menegangkan.



Dari segi gameplay, tidak banyak perubahan dibanding Resident Evil 2 sebelumnya.  Game ini lebih mempertahankan segi action gameplay seperti di game Resident Evil 2. Ada berbagai macam senjata yang bisa digunakan di setiap ancaman yang berbeda.  Salah satu senjata yang saya suka adalah RPG dengan peluru asam ( warna kuning ) atau Es ( warna biru ) karena sangat efektif dalam mengalahkan bos terakhir.

Untuk dunianya sendiri ditampilkan dalam skala yang lebih luas dibandingkan game sebelumnya. Kalau di RE 2 kita diajak untuk mengetahui kondisi awal terjadinya zombie menyerang Racoon City, di RE 3 kita bakal diajak untuk melihat langsung kerusakan Racoon City yang disebabkan oleh Umbrella Corp. Jadi saat memainkan Jill di RE 3, paling tidak kita bakal merasa seperti saksi mata dari kehancuran kota ini.

Selain itu RE 3 membawa kita ke tempat sebelumnya di RE 2, yaitu di kantor kepolisian Racoon City ( RPD ). Di sini diperlihatkan apa yang terjadi setelah Petualangan Leon dan Claire. Yang membedakan dengan RE 2 adalah tidak sekedar menjelajahi sudut ruangan yang beberapa masih sama dengan sebelumnya, hanya puzzle yang digunakan saja yang berbeda, dan hal – hal perubahan lainnya kalau kalian memainkan game ini kembali. Keren pokoknya.



Satu hal yang jangan dilupakan. Apa itu? Tentunya Nemesis!. Salah satu nilai jual daripada game ini, selain yang menyebalkan karena susah dikalahkan tentunya. Kehadiran BOW yang satu ini sungguh menyulitkan misi yang dijalani oleh Jill karena  BOW ini selalu memburu  Jill  dan juga menggagalkan rencana Jill untuk kabur, ingat saat Helikopter ditembak memakai RPG, Di kereta listrik tiba – tiba saja muncul walaupun akhirnya memang dihadang oleh Nicholai agar Jill dan Carlos bisa kabur, Dihadang di Jembatan dan masih banyak lagi pula. 

Tidak bisa dipungkiri Nemesis menjadi daya tarik dari game ini. Karena ada elemen kejutan di game ini. Dikejar terus menerus membuat yang memainkan harus mencari jalan keluar agar bisa kabur dan menyelamatkan diri. Membuat kita yang memainkan harus berpikir mengenai senjata apa yang harus digunakan agar bisa mengalahkannya.

Memang sulit, tapi saya akui dengan kehadiran Nemesis membuat game ini terasa seru dan menegangkan. Kalau bisa dibilang Nemesis adalah salah satu musuh yang saya sukai dari beberapa game horror yang sudah saya mainkan.

Berkat adanya Nemesis, di setiap pertemuan dengannya, memberikan mekanisme unik yaitu bisa memilih keputusan mana yang harus diambil, sebgai contoh saat di depan Kantor Polisi Racoon City, antara memilih kabur masuk ke dalam kantor, atau memilih melawannya.



Pilihan ini memberikan keuntungan dan kelemahan pula, misal seperti pilihan diatas, apabila memilih untuk melawan lansung dan menang , dengan catatan main di mode hard , akan memberikan komponen senjata tertentu, yang nantinya dikumpulkan / dicombine akan menjadi sebuah senjata tertentu, yang jelas lupa senjata apa.

Salah satu perbaikan yang ada di game ini dibanding game sebelumnya adalah Jill  bisa menghindar. Dimana di game RE 2 Leon atau Claire terlihat begitu lemah menghadapi para zombie yang tidak memiliki otak. Di RE 3 Jill tampil sebagai karakter yang lebih cerdas dan lincah dalam menghadapi para zombie maupun BOW.

Di game horror manapun pasti ada namanya puzzle. Pada RE 3, puzzle yang menyebalkan menurut saya ada 2, yaitu Water Level Puzzle dan Vaccine Puzzle.  Di Water Level Puzzle intinya hanya memastikan setiap bagian puzzle A, B dan C dikombinasikan dan diatur sehingga bisa membentuk pola tertentu yang dibutuhkan. Sangat menuntut Trial dan Error namun tidak ada tombol reset.



Sementara pada Vaccine Puzzle menurut saya sedikit lebih mudah ketimbang Water Level Puzzle walaupun tetap menyebalkan. Agar 3 keran kecil (keran I , II dan III ) dan 2 keran besar  ( keran A dan B ) yang harus diputar agar 2 indikator bisa di level yang sama agar vaksin yang dibuat bisa sempurna, karena digunakan untuk mengobati Jill yang terinfeksi T – Virus setelah diserang oleh Nemesis.


Satu lagi yang membedakan dari game ini adalah hanya ada 2 mode , yaitu easy dan hard. Memainkan mode easy, sudah jelas pasti bisa lah, kalau sampai tidak tamat itu kebangetan, hehehe. Cupu.  Memainkan mode Hard berarti harus siap dengan senjata yang lebih sedikit dan terbatas amunisinya, bertemu dengan Nemesis yang lebih ganas dan banyak tantangan lainnya.

Hal menyebalkan lainnya dalam memainkan game ini adalah harus bolak balik dalam mengambil item dan tool penting  maupun senjata di beberapa tempat. Capcom pasti mengerjai semua yang pernah memainkannya, itu sih yang saya rasakan.



Terakhir dari saya. Fakta bahwa game  klasik ini meninggalkan kesan di benak saya, kenapa di Resident Evil 5 dan 6 tidak begitu terasa horror dan puzzlenya ?? Capcom terasa hanya memperkuat unsur Action saja tanpa memperhatikan unsur cerita bahkan tidak berasa horror sama sekali.

Padahal cerita juga merupakan hal penting dalam suatu game. Percuma grafis luar biasa bagus dan jernihnya kalau cerita hanya biasa saja.  Saya harap Resident Evil selanjutnya bakal lebih baik dari segi cerita , horror dan gameplay yang harus oke.  

Terima kasih sudah membaca.